Selasa, 09 Desember 2008

Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi? Kalau Bukan Sekarang, Kapan Lagi?

Judul di atas aku kutip dari Seri Buku Pendidikan Kecakapan hidup Sosial untuk Anak Usia 4-6 tahun, Program "Aku & Kamu", Program untuk Membantu Perkembangan Kecakapan Hidup sosial dan Mencegah Kekerasan Seksual Pada Anak, Panduan Untuk Orang Tua.

Menyambung posting tentang Pendidikan Seksual untuk Anak yang bisa dibaca di sini, dan membaca PeeR dari mbah dukun Eddy untuk menguraikan bukunya per halaman (kurang kerjaan gak sih ya..) aku mau share lagi tentang perlunya pendidikan ini diberikan ke anak-anak kita.

Aku baca buku panduan ortu dulu karena pengen tau, apa sih dasarnya orang bikin modul ini.Di tips box Kata Pengantar itu disebutkan begini...
Pandangan masyarakat sekarang ini masih mengartikan bahwa seksualitas sama dengan berhubungan seks, sehingga banyak orang beranggapan mengajarkan anak-anak tentang seksualitas 
Padahal pendidikan seksualitas menyangkut berbagai hal yang lebih luas mulai dari pengenalan identitas diri dan jenis kelamin, hubungan antara laki-laki dan perempuan, organ-organ reproduksi dan fungsinya serta bagaimana menjaga kesehatannya, pengenalan emosi dan bagaimana mengendalikannya, ketrampilan menghindarkan diri dari kekerasan seksual dan lain-lain.
So, begitu pentingnya pendidikan seksual dan betapa mendasarnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi ini karena emang merupakan suatu life-skill buat anak-anak kita.

Trus, soal sexual abuse or kekerasan seksual...
Aku liat ada data mengenai jumlah kasus kekerasan seksual pada anak. Dari bulan Juni 2000 - Juni 2005, tercatat 1.200 kasus kekerasan seksual pada anak (Pusat Krisis Terpadu RSCM). Keliatannya sih gak banyak ya...wong 5 tahun baru 1200 kasus...Tapi buat aku, tetep aja menakutkan

Trus, mengutip dari buku lagi, dari tips box juga...
Kasus kekerasan seksual pada anak terjadi berulangkali karena anak tidak tahu dan tidak menyadari bahwa perlakukan orang dewasa menyentuh bagian privat bahkan memperkosa adalah perlakuan yang salah. Perlakuan yang seharusnya tidak boleh dilakukan karena dapat berdamak buruk terhadap masa depan mereka.
Anak juga tidak dikenalkan bagian privat mana yang boleh dan tidak boleh disentuh, anak tidak mengetahui mana sentuhan yang aman dan tidak aman dan anak tidak mengetahui bagaimana mempertahankan diri bila mengalami perlakuan tersebut.
Kebayang gak sih...kalo ternyata anak kita pernah mendapatkan perlakuan seperti itu tanpa tau bahwa dia dilecehkan...
Kalo gak salah, aku pernah baca soal pelecehan yang terlambat diketahui ini. Setelah dia besar dan paham dia pernah dilecehkan, yang muncul adalah rasa minder dan jadi pribadi yang tertutup.
Sebetulnya, korban pelecehan seksual bisa hidup dengan normal dan wajar sepanjang lingkungannya mendukung dia untuk bisa hidup wajar dan berkembang menjadi pribadi yang unggul. Oprah Winfrey salah satu bukti yang survive dari masa lalunya.

Setelah saya baca, saya makin paham perlunya pendidikan kespro buat anak-anak.
Karena load pekerjaan saya banyak, saya cuma bisa posting sedikit-sedikit dulu ya..
Yang mau diskusi dan tanya-tanya...sok...mangga ditanyakan... :D



Ketinggalan...
Modul dibuat oleh PKBI - World Population Foundation & Bernard van Leer Foundation

10 komentar:

bin abu bakar abdul amid mengatakan...

"Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi? Kalau Bukan Sekarang, Kapan Lagi?"saya tertarik sekali dengan title blog ini..teringat juga teman saya ..anaknya ada mengatakan sedemikian tentang mahu maju..kalau kita tidak mula dari sekarang..selagi kita sihat, berwang , ada peluang ....bila lagi kita mahu melangkah terus..tunggu siapa?kaau kuat kata pada iman dipersilakan..pastinya semua perbuatan ada risikonya...jadi jangan hanya pandai berkata kalau tidak melaksanakan dengan baik dan sempurna....lagi baik diam dari berkata-kata yang tidak mendatangkan ganjaran malah dikeji orang kerana berangan-angan yang tidak ada objektif dan perbuatan yang bersungguh-sungguh...

ika kharisma mengatakan...

saya penganut action first and then talk, pak...
kalau belum dijalankan tapi sudah banyak omong, takut sama pertanggungjawabannya, pak... :D

bin abu bakar abdul amid mengatakan...

kalau di sini istilahnya..NATO....no action..talk only...orang-orang seperti ini akan mengambil kesempatan pada oranglain...padahal yang membuat kerja dan idea datang dari oranglain tapi mereka datang dengan membuat sedikit tambahan atau perubahan dan mengaku menjadi hak kerja mereka sendiri.....biasalah survive skill....

ika kharisma mengatakan...

ya, pak... saya juga kurang setuju dengan NATO itu..
saya dulu volunteer di bidang kesehatan reproduksi ini, jadi concern sekali dengan masalah ini...
oya, jadi lupa mencantumkan modul itu dari mana... tapi bisa dilihat my previous posting, pak... :)

eddy JP mengatakan...

BUkunya kudu dibagi bagi kesekolahan esde ya Ka.

ika kharisma mengatakan...

4-6 tahun, mbah...
bukan SD dong...
eh, iya...TK - SD kelas 1/2
tapi yang wajib baca duluan harus orang tuanya
biar tambah oke menerangkannya
besok deh ditambah lagi tulisannya

zeeva cakranegara mengatakan...

mau doooong bukunya

ika kharisma mengatakan...

yuuuk ke rumah...
aku maih punya 3 set...
apa ketemuan pas bernang aja...
2 minggu lagi deh :D

Nadja Aluna mengatakan...

bagus banget nih bukunya mba... emang seharusnya kita mengajarkan pendidikan seks sejak dini supaya anak aware tentang dirinya. ga dijual di toko buku ya mba?

ika kharisma mengatakan...

kayaknya enggak deh, mbak...
kita saling sharing aja deh...
saya mencoba untuk mengupas bukunya satu-satu nih
tapi nunggu load kerjaannya gak banyak :D