Minggu, 27 Januari 2008

Pose terbaru Sasha




Selasa, 22 Januari 2008

TB Paru-paru.... Setelah 20 tahun....

Hari ini asisten rumah tangga mamaku yang sudah mengasuh aku sejak aku kelas 1 SD sampe sekarang dia mengasuh Aisha anakku yang umurnya 2 tahun, tervonis positif TB Paru. Jujur, saya shock dengar berita ini.

Mbak Par, begitu kita panggil, sudah mengabdi selama 21 tahun di rumah kami.
Usianya 43 tahun. Beliau belum meinkah dan memilih untuk tidak menikah. entah apa alasannya.

Selama ini mbak Par jarang sakit. Paling berat sakit flu dan biasa diobati dengan obat biasa.

Waktu gunung Merapi di kampungnya hendak meletus, mbak Par pulang kampung lagi untuk melihat keadaan rumahnya. Peristiwa itu terjadi setelah mbak Par lama tinggal di kampung untuk mengurus maknya yang sakit. Mbak Par tinggal cukup lama di kampung, Sleman, Jogja. Karena pulang lama tak ada kabar, kami pun mengecek keberadaannya di sana.

She's fine. Tapi tak lama, kami dikabari, beliau dirawat di RS karena sesak napas. Sesak napasnya terjadi setelah mbak Par menyapu pelataran rumahnya yang penuh dengan debu merapi. Mbak Par sempat dirawat selama 5 hari. Hasil pemeriksaan rontgen: Bronkitis. Cenderung asma karena alergi. Setelah itu, mbak Par kembali ke Semarang dan everything's okey.

Menjelang lebaran kemarin, mbak Par batuk-batuk terus. Karena batuknya dimulai dini hari, kami gak kuatir. Panas dan debu di Semarang, kami pikir sebagai penyebab batuknya. Setelah minum obat sesak, dia baik-baik saja. Bahkan batuknya hampir hilang setelah pulang dari Jogja sehabis lebaran.

Bulan November lalu, kami pindah lagi ke Jakarta. Mbak Par ikut serta. Tak dinyana, batuk yang dulu hilang balik lagi. Hampir tanpa henti. Tiap malam batuk terus, katanya sampai tidak bisa tidur. Sedih dengarnya.

Start dari minggu kemarin, mbak Par periksa di RS Ps. Rebo. Semua pemeriksaan dijalani. Mulai dari rontgen, darah (LED-nya tinggi), tes sputum dan mantoux. Dokter bilang, hasilnya menunjukkan positif TB. Saya gak bisa bilang apa-apa lagi. Shock, sedih, takut karena ada Sasha di rumah, bingung.

Yang ada di kepala saya berkecamuk pertanyaan, "abis ini gimana?", "sasha tertular atau tidak?", "gimana perasaan mbak Par?",  'darimana dia tertular?", "kapan dia tertular?"

Mana Sasha lagi sakit... batuk berdahak gak sembuh-sembuh... Mana besok harus berangkat ke surabaya dinas di sana...

God, saya bingung.... Mesti gimana...????

Selasa, 08 Januari 2008

Misteri Telpon Jam 10 Malam

Sepulang kantor, hp-ku mati keabisan batere. Chargerku ketinggalan pula di kantor.
HP-ku emang udah error baterenya. Tiap hari minta di-charge. Mau dibeliin batere, baterenya mahal banget. Mending beli hp baru. Tapi mau beli hape baru, duitnya yang gak ada, hehehe.

Pagi-pagi, sebelum berangkat kantor, aku paksa tuh hape biar nyala. Eh, berhasil. Ternyata tenaganya masih tersimpan.
tiba-tiba ada sms masuk. Bete banget deh, pagi-pagi, buru-buru, malah ada sms masuk. Pas aku buka, ternyata sms dari mentari yang ngabarin kalo ada telpon masuk dari kantor. Telp dari kantor sepagi ini, batinku. Setelah aku teliti, telp itu masuk jam 22.09. Sapa yang masih ada di kantor semalam itu ya?

Setiba di kantor, aku langsung tanya satpam. "Pak, tadi malem telpon aku ya?" "Enggak kok. Saya jam tujuh udah pulang. Tapi ada yang pada nginep sih," jawab Pak Satpam.
"Oh, kali ada yang mau ditanyain kali ya. Ya udah deh." Aku terus ngeloyor deh masuk kantor. Trus, di dalam aku ketemu sama yang ngelembur. "Mas, tadi malem telpon aku ya?" "Enggak kok, mbak. Gak ada yang telpon." Hah...gak ada yang telpon? Aku jadi bingung.

Gak lama, ada temen yang bilang kalo driver kita juga ditelpon jam 10 malem. Padahal yang ngelembur bener-bener gak ada yang telpon. Buat ngeyakinin, aku tanya Pak Priyo, the driver. Gini nanyanya: "Pak, katanya tadi malem ditelpon kantor ya? Jam berapa?" Dia dengan semangat ngejawab,"Iya, mbak. Saya ditelpon jam 10. Tapi gak tau soalnya gak denger. Taunya pas pagi-pagi." Whiiiiiii...kok jadi spooky begini ya...

Pas di pantry, kita ngebahas kejadian itu deh. Kata pak Satpam, mungkin 'si manis' di kantor mau iseng kenalan sama kita. Terus, pak Satpam cerita deh kalo dia pernah juga ditelp lewat fax pas pulang dari kanotr. Katanya pas diangkat, yang kedengeran cuma suara orang berisik gitu. Bahkan dia pernah liat 'si manis' berkelebat di deket pohon hiasan di ruang tamu. Hii...aku jadi merinding. Mana faks deket sama tempat dudukku pula.

Kata yang ngelembur juga, tadi malam ada yang telpon ke kantor. JAm 1 malem lah. Pas mau diangkat, telponnya mati. Jadi gak jelas sapa yang telpon. Lagi pula, siapa juga yang nyari berkas or ada perlu malem-malem di kantor.

So, the big questionnya belum terjawab. Siapa yang telp malam-malam ya...? Orang atau bukan orang...? Hiii...dia kok tau nomor telpku ya... Hiiiii.....

PS: gak mau ah kalo diajak lembur sampe malem.... Hiiiii....

 

Minggu, 06 Januari 2008

PaHe: Anugerah Bisa Jadi Musibah - Kompas, Jumat, 17 Januari 2003

ini ceritanya tulisanku jaman dulu waktu jadi volunteer di Youth Center. Lumayan bisa nongol di Kompas.
Biar udah lama, tapi kayaknya isinya masih valid buat jaman sekarang.
Buat nostalgia nih...

PaHe: Anugerah Bisa Jadi Musibah

REMAJA identik dengan pacaran. Menjelang malam minggu, topik pembicaraan hangat ya soal dating. Kenapa sih kita identik dengan pacaran?

Kita-kita disebut remaja kalau sudah masuk masa puber. Masa puber itu ditandai dengan berkembangnya tanda seksual primer dan sekunder pada diri kita. Para gadis kecil disebut gadis remaja kalau sudah menarche atau dapat haid yang perta ma kali, payudara mulai tumbuh, badan jadi mulai berlekuk-lekuk, kulit jadi halus, juga tumbuh rambut di ketiak dan daerah sekitar alat kelamin. Yang cowok disebut remaja kalau sudah mengalami mimpi basah (bukan mimpi kehujanan lho ya) yaitu mimpi yang mengakibatkan keluarnya sperma tanpa disadari. Selain mimpi basah, para cowok juga mengalami perubahan fisik, yaitu berubah suaranya, tumbuh rambut di sekitar alat kelamin dan ketiak, tumbuh kumis, dan dada mulai membidang. Perubahan itu semua dipengaruhi hormon yang sudah bekerja. Hormon yang berkembang dalam tubuh cewek adalah progesteron dan estrogen, sedangkan yang ada dalam tubuh cowok adalah hormon testosteron.

Enggak cuma fisik aja yang berubah pada remaja tetapi juga cara berpikir juga mulai berkembang, mulai mencari jati diri dan cenderung labil emosinya. Teman-teman sebaya mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan kita, karena itulah kita lebih milih untuk gaul sama teman sebaya daripada diam di rumah bareng ortu.

Pada masa kita sekarang, dorongan seksual sudah muncul akibat dari bekerjanya hormon-hormon yang tadi sudah disebutkan. Karena sudah ada dorongan seksual maka muncul ketertarikan terhadap lawan jenis. Yang cewek jadi suka ngerumpiin cowok-cowok cakep dan saingan abis untuk ngecengin cowok paling top di sekolah, sedang yang cowok-cowok agresif buat ngedapetin cewek yang paling seksi, dan yang nekat "nembak" dan berhasil, sukses pacaran deh.

Banyak alasan remaja berpacaran. Ada yang bilang kalau tidak pacaran berarti tidak gaul dan ketinggalan zaman. Ada juga yang bilang pacaran karena ikutan tren. Ada lagi yang pacaran karena teman. Pacaran yang model begini biasanya dianut karena teman-temannya sudah punya pacar. Sering muncul pertanyaan seperti ini, "Ngapain aja sih kalau pacaran?" Remaja yang lagi punya dorongan seksual tegangan tinggi ini biasanya ada yang melakukan aktivitas seksual dan tidak sadar bahwa itu semua adalah awal dari PaHe. PaHe adalah singkatan dari Pacaran Heboh. Bahaya enggak sih gaya pacaran yang seperti itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, yuk kita lihat apa yang bakal terjadi kalau ber-PaHe-ria:

1. Berisiko tertular PMS

PMS itu singkatan dari Penyakit Menular Seksual seperti Kencing Nanah (GO), Siphilis, Kutil Kelamin, Hepatitis, bahkan HIV/AIDS. PMS ini mungkin terjadi kalau ternyata pacar kita suka gonta-ganti pasangan, terutama yang sering melakukan hubungan seksual dengan orang yang berisiko tinggi tanpa menggunakan pengaman. Buat yang cowok, PMS ini mudah diketahui karena alat kelaminnya berada di luar sehingga langsung dapat diobati. Sedangkan buat yang cewek, PMS baru ketahuan kalau sudah parah karena organ reproduksinya berada di dalam jadi seringkali terlambat untuk diobati. Risiko dari PMS ini salah satunya adalah menyebabkan kemandulan.

2. KTD (Kehamilan yang tidak Diinginkan)

Kalau biasanya kehamilan adalah suatu anugerah, tetapi kehamilan yang satu ini adalah musibah. Gaya Pacaran Heboh punya risiko besar atas terjadinya kehamilan. Kita seringkali tidak mengetahui bahwa kegiatan petting juga mempunyai risiko hamil, walaupun tidak sebesar risiko intercourse atau HUS (Hubungan Seksual). Sperma yang keluar dari penis saat terjadinya ejakulasi bisa saja masuk ke liang vagina dan berenang ke rahim sehingga membuahi ovum dan terjadilah kehamilan. Mitos bahwa melakukan hubungan seksual satu kali tidak akan menyebabkan kehamilan juga ikut berperan dalam terjadinya Kehamilan Tidak Diinginkan ini.

3. Pernikahan Dini

Itu kan judul sinetron! Eits...yang satu ini bukan judul sinetron, tetapi risiko lain dari PaHe. Biar adik bayi dalam kandungan lahir berayah, so nikah saja. Tetapi apakah menikah berarti menyelesaikan masalah? Kita yang emosinya masih labil, sebetulnya belum siap secara psikologis untuk menjadi ortu. Bayangkan, tiap malam mesti bangun kalau adik bayi ngompol atau lapar minta susu, belum lagi kalau si kecil sakit. Bayi juga nuntut perhatian ekstra lho, padahal kita juga masih butuh diperhatikan. Terus, sekolahnya gimana kalau tiap hari harus mengasuh bayi dari pagi sampai malam. Jadwal jalan bareng sambil ngeceng dan cuci mata bareng sohib di mal juga harus dilupakan, kan?

4. Aborsi

Nah, kalau tidak nikah, pengin nerusin sekolah, dan jaim atawa jaga imej sudah pasti penginnya aborsi biar enggak malu-maluin ortu juga. Apa benar aborsi jalan keluar terbaik? Terpikir enggak kalau aborsi itu bisa menyebabkan infeksi kalau peralatannya enggak steril, menyebabkan kanker rahim juga kalau kuretasenya tidak bersih, kemandulan juga bisa terjadi karena aborsi dan yang paling parah bisa menyebabkan kematian kalau tidak dilakukan secara benar. Secara kejiwaan, aborsi bisa menimbulkan depresi berat dan rasa bersalah yang berat. Oke, sudah lihat risikonya kan? So, masih pengen PaHe?

Terus gimana dong pacaran yang sehat? Begini nih tips pacaran yang sehat:

1. Beraktivitas yang positif

Seru juga lho kalau pacaran sambil kursus keterampilan yang bisa menunjang prestasi. Dijamin bakal semangat kursusnya! Kalau tidak ingin gabung kursus bisa juga cari aktivitas bareng pacar. Olahraga bareng boleh dicoba tuh! Lari keliling Senayan lima kali bakalan enggak capek. Pacaran iya, sehat juga iya.

2. Hindari tempat sepi

Kata Nenek, berduaan itu bisa bahaya. Apalagi tempatnya agak gelap, wah bisa bahaya tuh. So, paling enak kalau pacaran sambil gaul sama temen-temen. Selain menghindar dari PaHe, kita juga enggak bakal dicuekin sama teman-teman karena selalu berduaan.

3. "Say No to Free Sex!"

Bukan cuma drugs yang harus di-SAY NO, free sex juga. Kalau pacar kita melakukan sesuatu yang tidak kita suka, apalagi menjurus ke aktivitas seksual, maka kita harus berani bilang tidak. Jangan takut kalau diancam putus, kan kita jadi tahu doi bukan pacar yang baik. Kalau kita mengalami paksaan atau bahkan kekerasan, jangan ragu untuk cerita sama orang yang bisa kita percaya untuk minta bantuannya. Telepon saja pusat layanan remaja di kota kita.

Oke, guys, kayaknya sudah cukup lengkap nih infonya. Jangan ragu-ragu deh jadi remaja yang bertanggung jawab! Dan, selamat berpacaran yang sehat ya!

IKA KHARISMASARI dan YAHYA MASHUM PKBI Jawa Tengah dan PKBI Pusat

PS: Sorry ye kalo gambarnya gak nyambung,hehehe

Rabu, 02 Januari 2008

The Stupidest Thing I've Ever Done This Year (Part II)

Lanjutan kemarin nih...

Setelah sharing sama temen-temen di milis sehat, baru deh ketauan aku tambah salah dengan Heimlich Manuver yang aku lakukan ke Sha.

Mestinya, untuk mengeluarkan permen yang nyangkut itu, aku harus menekan perut Sha sehingga permen terlontar keluar. Aduh, tambah miris hati ini begitu tau bahwa tindakanku salah. Yang tersalah dari semuanya adalah saat aku memasukkan tanganku ke dalam mulut Sasha karena benda yang gak bisa terlihat gak boleh dikorek pake tangan. Walhasil, dari pemeriksaan dokter tadi malam, di tenggorokan Sasha ada cap tanganku. Hiks, bisa infeksi deh karena gak sempet cuci tangan waktu masukin jari itu.

Semoga pengalaman ini jadi pengalaman yang berharga dan gak akan keulang lagi.
Lesson learnt-nya: Konsentrasi kalo mau kasih apa-apa ke anak, hehehe...

For parents: do not try this at home

gambar diambil dari: www.dkimages.com

The Stupidest Thing I've Ever Done This Year

Yup, judulnya gak salah...

Kejadiannya emang di tahun baru ini. Tepat di tanggal 1 Januari 2008. Ceritanya begini:
(ini cerita aku copy paste dari milis sehat, soalnya yang tadi aku tulis kehapus, hiks )

Saya mau membuat pengakuan dosa...
Kemarin saya lalai menjaga Aisha (2th 3bln)...
What a stupidest thing I've ever done...
Sha saya kasih permen Tanggo yang keras. Gak seperti biasanya, saya
kasih Sha permen dengan memotongnya jadi 3 dulu. 2/3 saya makan, 1/3
saya kasih ke Sha.
Kemarin, saya menganggap Sha sudah bisa mengendalikan permen
sehingga saya tidak potong permen itu. 1 menit pertama, it was oke.
2 menit kedua, Sha terbatuk dan permen itu meluncur ke tenggorokan.
Sha seperti mau muntah, tapi gak bisa. Matanya berair. Sepertinya
dia sulit bernapas (saya masih merinding kalo ingat kejadian itu ).
Saya cukup panik liat Sha. Saya langsung tepuk punggung Sha. Permen
itu tetap bergeming. Sya telungkupkan Sha di tangan saya, saya tepuk
lagi punggungnya. Masih belum ada perbaikan. Akhirnya di kepanikan
saya, saya masukkan jari saya ke mulut Sha. Saya rasakan permen itu
ada di tenggorokan (atau kerongkongan ya). Saya coba dorong permen
itu. Tapi masih belum ada perbaikan.
Saya minta tolong suami dan adik untuk menyiapkan kendaraan untuk
bawa Sha ke dokter, tapi di tengah kepanikan itu saya gak tau dokter
mana yang paling dekat. Ada juga bidan. DSA Sha ada di Semarang.
Sekali lagi saya pukul punggung Sha,lagi saya rogoh lag permen itu.
Saya gemetar sambil mulai menangis.
Akhirnya keajaiban itu datang. Sha mulai menutup mulutnya. DIa bisa
bernapas. Saya tanya Sha, apa dia bisa napas? Sha bilang, bisa. Saya
suruh Sha untuk minum. Setelah selesai minum, tidak lama Sha muntah
dan permen itu keluar dari tenggorokannya. Rasanya lega luar biasa.
Setelah kejadian itu Sha sepertinya gak pernah mengalami kejadian
apa-apa. Tingkah lakunya tidak berubah, tetap riang dan masih minta
permen tapi permen balon (sebutan Sha untuk lollypop). Tapi rasanya
saya gak akan pernah kasih Sha permen lagi

Begitu ceritanya. Aku sedih banget. Rasanya amat sangat bersalah sekali banget sama Sha.
Cerita tadi aku share sama temen-temen di milis sehat dan akhirnya ketauan, aku tambah salah. Heimlich manuver tadi