Kamis, 27 Desember 2007

Berbeda itu Indah

Sebelum liburan Idul Adha kemarin, Desy telpon aku dari Semarang. Dia laporan kalo tanggal 20 dia bakal ke Jakarta sama Martin dan Hendrik. Sayangnya, tanggal 19 aku yang mau pergi ke Semarang untuk liburan di sana. Sasha sudah homesick sama rumahnya  Dia kecewa banget dengernya. Dia bilang, Martin sudah kangen Sasha. Bahkan minum susu pun harus liat foto Sasha dulu. Aku tanya dia, kapan dia pulang ke Semarang? Katanya tanggal 24 sudah di Semarang. Desy minta ketemu tanggal 25. Lho, apa kamu gak natalan, Des? Enggak kok, mbak, acaranya udah selesai. Kan ikut misa yang malam, jai tanggal 25 udah gak ada acara. Well, oke deh. So, tanggal 25 Des 2007, kami sepakat ketemuan. 

Sebelum cerita lebih banyak tentang liburan aku, aku mau sedikit cerita awal pertemananku dengan Desy.

She was my neighbour, actually. Dia pindah ke sebelah bersama anaknya, Martin dan suaminya, Hendrik. Seingatku, semenjak dia pindah ke sebelah, rumahku gak pernah sepi karena tiap malam harus dengar bayi menangis dan omelannya yang panjang pendek. Enath omelannya ditujukan pada siapa. Jujur aja, aku yang lagi hamil cukup stres dengar bayi nangis semaleman kayak gitu. Gak cuma malem, tapi juga pagi dan siang. Entah kenapa, Desy gak pernah berhasil menenangkan Martin. Tapi, kalo siang, aku gak terlalu sering dengar tangis Martin karena Desy lebih sering pergi di siang hari.

Sebagaimana orang Chinese lainnya di sekitar rumah, Desy tidak banyak bergaul. Dia jarang keluar. Bahkan, pertemuan pertama dengannya pun karena dia protes gara-gara bau cat waktu kami mengecat ulang rumah. Dengan cukup keras dia tidak memperbolehkan tukang mengecat kanopi garasa yang letaknya di atas tembok. Dia gak mau mobilnya rusak kena cat dan rumahnya dimasuki orang asing. Aku gak bertemu langsung sebenarnya, suamiku yang minta ijinnya waktu itu. Waktu itu rasanya jengkel bin gondok, tapi aku gak mau ribut. Tukang catku yang ikutan bete, akhirnya nangkring di atas tembok dan tetap nekat ngecat kanpi garasi waktu Desi pergi.

Di perumahanku, penduduk mayoritas adalah orang-orang Chinese. Secara di Semarang memang banyak Chinese-nya. Gak ubahnya seperti kota Pontianak dan Surabaya. Jadi tipe orang kayak Desy is very common disana. Tapi di blokku, mayoritasnya masih orang jawa.

Back to Desy... Setelah aku melahirkan dan Desy kira-kira sudah 6 bulan tinggal di sebelahku, akhirnya aku dan dia sama-sama having something in common. Sama-sama punya ank maksudnya. Tapi keadaan masih belum banyak berubah. Tangisan Martin makin sering terdengar, begitu juga omelan Desy gara-gara nyuruh Martin makan. Sampai akhirnya, nenek Sasha yang sering ke Semarang dan selalu mendengar tangisan itu jadi gregetan. Suatu ketika Martin nangis di luar, nenek langsung mendatangi Martin dan menghiburnya. Mamaku mulai ajak Martin ngobrol. Hebatnya, tangisan Martin langsung berhenti. Desy yang tadinya di dalam akhirnya nengok anaknya di luar. Tentu saja waktu itu Martin diserahkan ke baby sitternya. Setelah kami sama-sama di luar, mulailah aku mengajak Desy ngobrol. So, start dari situ, setelah aku mencoba selalu berinteraksi dengannya, Desy pun juga melakukan hal yang sama. Benar kata pepatah, tak kenal maka tak sayang.

Sejak saat itu, kami seperti tak terpissahkan. Saat aku gemas melihat cara Desy memberi makan Martin dengan cara yang menurutku tidak manusiawi, hehehe...soalnya Desy gak sabaran sama Martin yang gak mau makan, aku pun mengajaknya ikut seminar Pesat sehingga dia memperbaiki pola pemberian makan ke Martin. Dia pun mulai membeli majalah-maajalah yang berhubungan dengan parenting seperti aku, hehehe. Dia mulai memperlakukan para baby sitternya dengan lebih baik, padahal dia tadinya galak banget. Desy juga memperkenalkan aku dengan facial yang sama sekali gak aku sentuh. Pokoknya kami saling mengisi deh. Yang jelas, karena kami sama-sama suka makan, kami juga suka jalan-jalan sekalian makan-makan.

Ternyata berbeda itu tidak menyakitkan. Bahkan menyenangkan. Kadang orang-orang masih melihat kami dengan pandangan yang aneh. Mungkin mereka bertanya-tanya...kok bisa ya orang jawa sama orang chinese ini temenan. Tapi...again, tak kenal maka tak sayang. Mereka cuma liat dari luar, tapi belum berproses seperti kami.

Saya attach liburan kami kemarin ya. Kami di Ice World, keluarga Desi dan keluarga mas Riza. Foto diambil oleh Desi dan Hendrik. Oya, ada juga foto liburan sebelumnya di Ngrembel, tempat ikan bakar.

So, perbedaan itu indah....

Selasa, 20 November 2007

Fashion Show




Fashion Show Sasha

Sabtu tanggal 16 November 2007, omnya Sasha, bang Dhika, si abang jakarta timur diajak fashion show di Cibujang (Cibubur Junction). Alhamdulillah, kita semua punya waktu buat nonton. So, sabtu siang jam 14.00, bunda, akung, nenek dan Sha ikutan nonton Bang Dhika yang berjalan-jalan di atas catwalk.

Show dimulai oleh none-none yang membawakan baju casual. Sasha melihat dengan penuh perhatian. Di session kedua, barulah para abang yang melenggang di catwalk. Begitu om-nya muncul, Sha dengan penuh perhatian mengamati si Om. Omnya bangga juga dikasih full attention dari si kecil.

Sementara para model berganti baju, di panggung MC menawarkan game-game untuk penonton. Lumayan juga, bunda kebagian voucher 50.000 buat beli tas yang 250.000 (hehehe, alamat gak dipake deh...). Akung juga kebagian voucher 200.000 buat beli sepatu yang harganya 650 ribu, hehehehe...

Waktu game, Sasha minta turun dari kursi. Rupanya dia pengen juga kaya omnya yang naik panggung. Begitu turun, dia langsung menyerbu ke panggung. Gak bisa naik sih, soalnya kan tinggi panggungnya. Di depan panggung dia lenggak-lenggok, ngegaya abis deh pokoknya. Para penonton pada cekikikan liat gayanya.

Gak puas di baah panggung, dia lari ke tangga yang ada di sisi panggung. Langsung aja aku tangkap biar gak naik. Bukannya apa-apa sih, si MC udah ngumumin kalo session berikutnya udah mulai. Bisa kacau nanti panggungnya, hehehe...
Akhirnya Sasha bisa duduk tenang lagi karena para model mulai aksi lagi. Serius banget deh pokoknya, terutama kalo omnya yang lagi lewat. Tapi kalo mulai gamenya, yang beraksi malah Sasha.

Sasha...Sasha...ternyata narsis juga, kaya' bundanya dan ayahnya... kaya' om dhikanya juga. Setelah om dhikanya selesai, om dhika bilang, "kak, anak loe gue jadiin None Jakarta aja, bakat tuh...", huehehehehe...

Boleh aja sih bang, tapi kalo balik ke Semarang, jadi none Semarang deh

Monggo deh, diliat aksinya Sasha....

 

Attachment: IMG_1020.jpg

Selasa, 13 November 2007

Kemacetan Jakarta

Pagi ini, jam 06.35 aku udah sampe kantor. Berangkat dari rumah jam 05.55. Pagi banget ya... Tapi mendingan pagi daripada telat 10 menit, di jalan kena macet dan sampe kantor jadi 30 menit lebih lama.

Begitu melek, Sha sudah minta nenen. Tapi setelah dibujuk Akung bawa oleh-oleh roti Boy dari Surabaya, dia langsung turun dari tempat tidur dan nagih oleh-oleh ke Akung. Gak lama, Akung sudah sibuk nyuapin Sha dan nemenin Sha minum susu juga.

Begitu siap, ritual pagi yang sekarang dilakukan adalah cipika-cipiki + cidung (cium hidung) Sha, saliman, Sha lari ke teras nunggu Bunda lewat dan dag-dag... Dan aku memulai perjalanan dengan nunggu 07 lewat. Tapi berhubung jalanan depan gang di-cor dan 07 lewat jalan lain, aku pun naik ojek dari depan gang.

Waktu nunggu 46 lewat di Cawang, aku liat jalanan udah rame banget. Terdengar suara nguing-nguing dari motor patwal yang kayaknya tiap hari juga lewat di depan kantor. Jalanan yang tadinya lancar, tiba-tiba jadi tersendat karena motor patwal beserta rombongan maksa minta jalan. Jengkel gak sih... Aku jadi mikir, jangan-jangan bunyi nguing-nguing yang tiap hari lewat kantor emang patwal yang ngawal entah menteri entah anggota DPR, secara kantor emang ada di jalan menuju gedung peerwakilan rakyat.

Aku cuma bisa mbatin... gimana Jakarta bisa lancar kalo yang mestinya ngurusin jalanan Jakarta gak pernah ngerasain macet. Orang yang selalu kena macet seenggak-enggaknya tau macet itu gara-garanya apa. Jadi pasti punya ide mestinya gimana biar gak macet. Lha ini...gak pernah ngerasain macet...gaimana tau cara mecahin masalah macet...???

Seandainya aja orang Indonesia mau tertib nunggu bis atau angkot di halte, pasti gak ada lagi angkot/bis yang ngetem di tempat keramaian jadi jalanan yang rame itu lebih bisa lancar. Seandainya aja semua orang Indonesia paham kalo antri yang benar itu justru bisa mempercepat jalannya antrian itu, pasti orang lebih milih antri dari daripada main serobot. Seandainya pengendara motor tau gunanya garis putih sebelum traffic light dan mau berhenti di belakang garis itu, pasti jalanan bisa lebih lancar karena kendaraan dari arah yang berlawanan bisa lewat dengan leluasa tanpa harus nyenggol motor.

Tapi semuanya masih andai-andai.... Hiduplah Indonesia Raya lah pokoknya...

Foto diambil dari behindthedrapes.multiply.com

Kamis, 08 November 2007

Mudik ke Kediri dan Blitar




Anak dan Ibu Peminta-minta

Jumat, 9 November 2007 07.32

Hari ini adalah kali kedua aku lihat ibu dan anak peminta-minta di jembatan penyebaran patra jasa. Awal aku lihat pasangan ini, aku tidak menyangka mereka meminta-minta. Pakaian mereka cukup bersih. Badan mereka cukup sehat. Aku baru tahu kalau mereka peminta-minta setelah aku mendekat, melihat tas yang agak besar dan dari gumaman yang keluar dari mulut sang ibu.

aku sempat kaget. Timbul rasa iba tapi juga jengkel. Kenapa meminta-minta harus membawa anak yang sepantar dengan Sasha? Bukankah anak itu berhak untuk hidup yang lebih layak? Kenapa tidak ibunya saja yang bekerja di jalan?

Tapi, sesaat aku sadar... Kalau anak itu ditinggal, amankah ia? Kalau tidak diajak, siapa yang akan menjaganya. Dia pasti gak punya orang seperti si mbak yang selalu siap jaga Sasha. Tiba-tiba saja, pertanyaanku sebelumnya terasa picik sekali...

Mereka adalah orang-orang yang punya sedikit sekali pilihan... Mereka mestinya dilindungi... Gak dikejar-kejar kalau ada tramtib yang mengatasnamakan kepentingan negara...padahal entah kepentingan siapa yang mereka bela... Negera seharusnya memelihara kaum dhuafa seperti mereka... Tapi...Indonesia kita masih jauh dari jaya...

(foto diambil dari: www.tempointeraktif.com/hg/photost: TEMPO/ Arie Basuki; K19A/410/2003; 20031215].)

Rabu, 07 November 2007

Berduaan sama Sasha




Selasa, 06 November 2007

Senin, 05 November 2007

Minggu, 07 Oktober 2007

Ultah Sha yang ke-2

Tanggal 7 Oktober 2007, ultahnya SHa yang kedua.

Kalo ultah pertama tahun lalu ada perayaan gegap gempita sambil buka bersama, uktah yang sekarang adem ayem aja.

Tadinya mau buka bersama di rumah ayi, tapi ternyata ayi pergi, jadi acaranya ganti kirim-kirim parcel.

Walaupun begitu, akhirnya kita buka puasa bareng-bareng juga sama mimi-pipi, mas noval, mama meg - om lem, kakak diffa - kakak fayen. Makan di Sim-6 Tembalang. Seru juga.

Yang sedih, akung dan nenek gak bisa datang. Mbah Ririn juga gak ada karena udah jauh di Kalimantan. Walau ucapan tetap disampaikan by phone, tetep aja rasanya ada yang kurang.

Tapi bagaimana pun juga, Sha tetap berusia 2 tahun kemarin. Sebuah perjalanan yang penuh keajaiban dan penuh rasa syukur

Happy b'day my sweety lil' angel... may God bless you all the best

PS: karena foto ultah Sha yang ke-2 gak ada, liat foto ultah ke-1 aja ya

Senin, 01 Oktober 2007

Sha Sakit...

Mulai hari Kamis malam, SHa sumeng... kepalanya terasa panas bila dipegang. Aku kuatir Sha kena radang tenggorokan karena hari Rabu, ayah beliin es krim buat Sha.
Aku sempat juga mencicipi es krim Sha. Manis banget...sampe sakit di tenggorokan.

Jumat dini hari...saat sahur Sha ikutan bangun. Dia minta mie karena lihat kami makan mie. Aku rebuskan sedikit kemudian kuambil mie dan kucampur dengan kecap. Dia makan cukup lahap. Tapi sesaat kemudian, Sha muntah. Kuraih dia dalam dekapanku, terasa suhu badannya cukup tinggi. Sha mulai menangis. Entah kenapa, dia selalu ketakutan bila muntah.

"Dek, bunda ukur dulu ya... Adek kok badannya panas. Adek sakit ya...?"

Alisnya langsung ditautkan, seperti meringis... (sepertinya anakku berbakat akting )

"Taruh sini ya, bunda (sambil menunjuk ketiaknya)"

"Iya. Tunggu sampe bunyi beep-beep ya..."

Setelah beep-beep berbunyi, ternyata temperaturnya 39,38

Ayahnya langsung ambil obat flu untuk anak. Diminumkannya 5 ml.Setelah itu SHa bisa tidur lagi... Tapi rasanya sedih banget, SHa kecilku sakit lagi... Rasanya tiap 2 bulan sekali Sha pasti sakit. Walaupun di setiap sakitnya, tidak perlu ke dokter, tapi sedih liat SHa tidak seceria biasanya.

Sebelum berangkat ke kantor, aku pesan ke mbaknya Sasha, segudang pesan aku sampaikan. Minumkan Sha obat panasnya, minumkan vitaminnya, kompres kalo panas lagi, diukur suhunya tiap 2 jam sekali dan segala tetek bengek lainnya.

Ternyata sepanjang hari Sha demam. Setiap sakit, demamnya Sha selalu sampai pada kisaran 40-42 derajat celcius. Bikin hati ini rasanya sakit. Pengennya, bunda aja yang sakit. Jangan Sha. Ingin rasanya berbagi sakit dengan Sha.

Jumat malam, SHa minum 2x tempra. Demamnya mencapai 39 -40. Sabtu paginya, aku telp DSA-nya Sha. Ternyata dia gak praktek di rumah. Lewat telpon, dia meresepkan Novalgin. Saya sempat tidak setuju membelikan, tapi SHa harus tidak demam sampai ketemu dokternya. Akhirnya, Sha minum Novalgin 5ml jam 8 pagi. Demamnya berangsur turun. SHa bisa tidur cukup lama. 1 jam kemudian, suhunya jadi 37. Dan terus bertahan sampai ketemu SPAnya. Setelah diperiksa, obat diresepkan berupa syrup cefat dan nalgestan.

Alhamdulillah, SHa sudah berangsur sembuh. Aku benar-benar berharap Sha tidak sakit lagi setelah ulang tahunnya yang ke-2 tanggal 7 Oktober ini.

Sha...bunda akan jaga Sasha supaya gak sakit lagi ya... Supaya Sha tidak banyak-banyak minum antibiotik... Supaya berat badan Sha gak habis karena SHa sulit makan. Bunda sayang Sha... always and forever...

Rabu, 19 September 2007

Cracked Nipple...Help!!!

Sampai hari ini, Sha yang umurnya hampir 2 tahun (next Oct 7th) masih aku susui.

Hanya saja, beberapa hari ini, menyusui Sha tidak se-fun biasanya. Gara-gara cracked nipple yang aku alami. Untung cuma 1 aja, gak kayak waktu di Jakarta...putingku 2-2nya lecet semua. Perih tak terkatakan.

Sekarang tetep perih sih, tapi gak terlalu. Biasanya aku pakai asi untuk menyembuhkan cracked nipple yang aku alami, tapi sekarang stock asinya tidak selancar dulu.

Gimana sih cara yang cepat untuk cracked nipple ini? Dulu waktu di milis sehat, ada yang kasih tau mesti dipakein salep. tapi lupa salepnya apa namanya, hehehe...

Kalo ada yang bisa sharing, please reply ya...

Aku juga lagi kepikiran untuk menyapih Sasha, tapi rasanya kok aku masih enjoy menyusui dan Sha juga masih getol minum asi. Perlu gak ya Sha disapih? Trus, gimana caranya menyapih tanpa kekerasan...

Tolong sharing ya...

Jumat, 14 September 2007

aisha close up




Kamis, 13 September 2007

Rabu, 05 September 2007

Gempaaaar...!!!

Senin, 03 September 2007, menjelang maghrib, aku di Carrefour DP Mall bersama adik iparku. Tiba-tiba hape berdering. ID caller yang muncul cukup mengagetkan karena gak biasanya mbak Par telpon ke hape.

"Halo... kenapa, mbak? Sha rewel..?" tanyaku...

"Gak, kak. Aku mau kasih tau aja, di deket rumah banyak polisi. Ada pembunuhan."

Detak jantungku rasanya seperti berhenti saat dengar kata yang terakhir disebut itu...

"Apa, mbak...???"

"Itu lho, rumah gambar panda di depan toko material. Ibunya disitu dibunuh. Digorok lehernya, katanya. Jadi sekarang di situ rame banget. Banyak polisinya. Ntar kalo kamu pulang takutnya gak bisa lewat. Kendaraan juga banyak. Orang-orang masih pada lihat."

Aduh...dengar lokasi yang disebutkan, aku langsung lemas. Itu tetanggaku. Rumahnya hanya berselang jalan. Jujur, aku takut sekaligus kuatir dengan keselamatan mbak dan Sha.

"Iya deh, mbak. Aku masih di Carrefour. Semuanya baik aja kan. Sha gak papa? Aku usahakan cepat pulang. Hati-hati, mbak. Pintu ditutup dan dikunci. jendela juga. Take care."

"Iya, kak. Ini Sha mau aku bikinkan susu."

Telpon kumatikan. Saat itu rasa takut, bingung, cemas, kuatir, semua campur aduk. Belum hilang kegemparan soal culik-menculik yang bikin aku sedikit paranoid, ternyata ada musibah buruk yang terjadi di dekat rumah. Tambah stress lah aku.

Yang bisa kulakukan cuma berdoa memohon keselamatan pada-Nya. Mohon lindungan agar dijauhkan dari segala musibah. Dan yang pasti, lingkungan juga harus makin solid menjaga keamanan. Doakan juga ya...

Oya, cerita lengkap tentang pembunuhan ini bisa diakses di: http://www.suaramerdeka.com/harian/0709/04/nas05.htm

Kamis, 30 Agustus 2007

Finish....!!!!!!!!!!!!!

Tanggal 28 Agustus 2007, jam 15.00, akhirnya seorang ika dapet tambahan gelar MKn (bukan makan walaupun gue doyan makan... ) tapi Magister Kenotariatan.

Setelah kurang lebih 45 menit mempertahankan tesis dan diserang oleh seorang dosen yang gue gak tau dia sebenernya paham apa enggak tesis gue, akhirnya gue berhasil ngelewatin semua itu.

Tapi jujur, di ruang sidang, gue tiba-tiba ngerasa, kalo sebenarya sistem pendidikan kita salah banget.

Kenapa sih harus ada pertanyaan yang nadanya menyerang? Apa harus seorang dosen menjadi superior bagi mahasiswanya? Tidak bisakah beranya dengan nada yang memang menanyakan ketidakmengertian atau menyampaikan kritik dan masukan tanpa arogansi yang teramat besar?

Bukankah suatu tesis memang harus diuji kelayakannya dengan menanyakan sejauh mana si penulis mengerti dan paham apa yang ditulisnya? Bukan untuk dicari kesalahannya?

Mestinya, dunia pendidikan kita harus diperbaiki dan diubah paradigmanya. Sudah bukan jamannya lagi guru harus selamanya benar. Seharusnya, guru dan murid sama-sama terus belajar agar selalu berkembang, Jadi Indonesia tercinta ini tidak melulu berada di belakang.

Semoga kita semua belajar

 

Kamis, 23 Agustus 2007

Tesisku sayang...

Akhirnya...

Tanggal 15 Agustus yang paling menegangkan seumur hidup...

Gimana enggak...hari itu naskah tesis sudah harus disetor ke mindik untuk didaftarkan ujian. Padahal bab V dan ubo rampe yang lain belum jadi.

Tanggal 13 pagi, mbak Lina (thanks a lot ya, mbak...without you i'm lost ) telpon. Mbakku sayang mengabarkan kalo tanggal 15 harus siap dan Bab IV - V ku harus segera diajukan ke pak Budi, dosen pembimbingku yang baik hati :) Aku kaget banget sekaligus panik karena Bab V baru diketik sebaris. TApi dengan tekad membara dan dibantuin gak tidur semaleman, Bab V pun jadi.

Tanggal 14, jam 10 pagi, aku masih berkutat dengan tesisku. Suamiku menyapu rumah dan membersihkan teras (thanks buat dukungannya ya, cinta) serta gak lupa menyiapkan sarapan. Selesai ngetik, aku angkat telpon bikin janji sama Pak Budi. Urusan kantor aku lewatin dulu. Jam 10.30 aku sampe di kantor dan langsung mencetak berlembar-lembar. Jam 11.30, aku berangkat ke kampus. Ketemu pak Budi, dengan sedikit revisi akhirnya beliau bilang, tesis ok (alhamdulillah ). Aku kembali ke kantor dengan riang, sampai di kantor aku mulai ngetik lagi..bukan  ngetik kerjaan tapi nyelesein ubo rampenya tesis.

Tanggal 15 pagi, suamiku masih aku cuekkin. AKu masih mempersiapkan segala sesuatunya tentang tesis dan akhirnya semua siap disetor tanggal 15 siang.

So, sekarang tinggal deg-degan ngadepin ujian tanggal 28 siang. Wish me luck ya, guys...

Mohon doa restunya...

 

Ujian tesis... wish me luck ya...

Start:     Aug 28, '07 2:00p
Location:     Undip

Ultah Ayah Sha

Start:     Nov 19, '07

Ultahku...

Start:     Nov 28, '07

Ulang Tahun Sha yang ke-2

Start:     Oct 7, '07

100 away...

Hari Rabu tanggal 15 Agustus sore...

Aku creambath di salon depan kantor. Sebelumnya aku sudah siapkan uang 100 ribu di kantong. Malas bawa dompet soalnya...

Selesai memanjakan diri, waktu mau bayar di depan kasir, aku rogoh kantongku , tapi yang ada cuma uang 5000. Aku cukup panik, gak enak sama kasir karena harus nunggu lama. Akhirnya aku terpaksa bilang kasir kalo uangku hilang dan aku harus balik ke kantor untuk mengambil uang. Untunglah aku udah langganan di situ, so kasir membiarkan aku kembali ke kantor.

Tapi entah kenapa, rasanya gak terlalu berat kehilangan uang 100 ribu itu... Aku sendiri bingung, kok gak kebakaran jenggot. Uang 100 ribu bukan jumlah yang sedikit buat aku.

Yang ada, aku cuma bisa berkata dalam hati...semoga uang yang hilang itu ditemukan oleh orang yang benar-benar membutuhkannya. Supaya bisa dimanfaatkan dengan baik sama yang nemu. Dan semoga uang itu bisa berguna

Perasaan yang aneh...tapi rasanya malah menenangkan...

Semoga emang benar-benar berguna ya

Minggu, 10 Juni 2007

Bangun Pagi-pagi....

Hari ini, June 11, 2007

Gak biasanya banget hari iki aku bangun pagi-pagi...

Biasanya kalo bangun pagi-pagi sih karena dibangunin Sha, tapi hari ini karena Mas Riza harus berangkat pagi-pagi ke Jakarta untuk rapat. Dia pake flight pertama jam 06.30. So, tadi pagi agak gedandapan (baca: riweuh) juga. Pas mau nyiapin sarapan, Sha ikut bangun juga.. wuih tambah rame deh pokoknya...

Ntar malem Mas Riza udah pulang lagi sih. Naik flight yang terakhir jam 18.30. Let's hope everything will be fine ya...

 

milis sehat group

http://sehat@yahoogroups.com
buat para ibu baru, gabung aja di milis ini
penuh informasi, akurat dan terpercaya
buat para calon ibu juga oke
banyak sharing pengalaman para ibu hamil dan ibu baru
ditunggu ya...

Ulahnya Sasha...




Sha yang centil tapi macho...
Centil kayak ayahnya...
Macho kayak bundanya...hehehe
Ini kumpulan foto ulahnya Sha
Seru dan heboh deh...
Semoga jadi obat kangen ya...

Senin, 23 April 2007

My Lovely Family