Selasa, 12 Oktober 2010

Mimpi Buruk

Tadi pagi terbangun karena mendapat mimpi buruk
Rasanya gak enak banget bangun gara-gara terkaget-kaget gitu
Kaget karena adegan di mimpi ada kagetnya dan ada syoknya
Pas bangun, rasanya capek banget

Gak berasa juga, hal itu ngaruh ke mood.
Jadi berasa mood gak enak aja seharian.
Dan kalo lagi mood gak enak gitu, bawaannya jadi kangen ayah riza
gak tau kenapa ya, kok rasanya ayah riza bisa jadi obat penenang di setiap gundah yang ada.

*sigh*
Apa sih yang salah...?
Bingung...

Senin, 11 Oktober 2010

Mimpi Buruk

Tadi pagi terbangun karena mendapat mimpi buruk
Rasanya gak enak banget bangun gara-gara terkaget-kaget gitu
Kaget karena adegan di mimpi ada kagetnya dan ada syoknya
Pas bangun, rasanya capek banget

Gak berasa juga, hal itu ngaruh ke mood.
Jadi berasa mood gak enak aja seharian.
Dan kalo lagi mood gak enak gitu, bawaannya jadi kangen ayah riza
gak tau kenapa ya, kok rasanya ayah riza bisa jadi obat penenang di setiap gundah yang ada.

*sigh*
Apa sih yang salah...?
Bingung...

Mungkinkah Tanpa Pelicin?

Akhir-akhir ini akrab banget sama yang namanya pelicin...
Berawal dari melaksanakan tugas di tempat yang baru, dimana aku harus turun ngurus dokumen perusahaan dan harus ke sebuah instansi pemerintah.
Di sana diketemukan dengan orang pemerintah yang biasa mengurus hal seperti ini
Di kantornya ada prosedur yang tertulis
tapi, in the name of fastness or so on, ada harga yang harus dibayar untuk tidak melalui berbagai macam persyaratan itu.
Dan, walaupun persyaratan yang dibawa sudah lengkap tapi gak mau nunggu lama supaya semua beres, sejumlah uang hasil tawar-menawar pun berpindah tangan kepada pegawai pemerintah itu.
Miris, but... That's the reality...

Lagi-lagi masih soal pekerjaan di kantor.
Masih harus berurusan dengan instansi pemerintah yang berbeda dengan yang diceritakan di atas.
Diinstansi ini, sistemnya sudah mulai sempurna.
Hubungan antara uang dengan manusianya  sudah diminimalisir dengan langsung menggunakan pembayaran di bank.
Tapi, sesudahnya, masih tetap ada orang yang mencari celah untuk mencari tambahan.
Dan buat orang yang gak tau, mudah sekali untuk membayar sejumlah uang dengan harapan bisa menambah kecepatan proses tersebut.
Padahal, kecepatan yang ditambah gak banyak-banyak amat.
Mungkin kalo ada perkara, pelicin baru berperan besar.
Kali ini, saya harus melanjutkan pekerjaan orang sebelum saya, jadi mau gak mau, saya harus membiarkan perpindahan pelicin itu ke tangan orang yang mendapatkan "celah" itu untuk sesuatu yang tidak terlalu berpengaruh.
Yaaaah, namanya juga pelicin... emang dia licin banget :D *gak nyambung dot com*

Terakhir tentang pelicin...
Bulan-bulan kemarin kan lagi rame-ramenya bukaan lowongan kerja di instansi pemerintah
Dan rame pula tawaran ke aku untuk masuk jadi pegawainya
Harganya bervariasi, mulai dari 80juta - 25juta
Dibayar setelah masuk

Duuuuuuh....
Ada gak sih yang gak perlu pake beginian kalo urusan sama pemerintah?
Kapan bangsa bisa majuuuu...
Dan sampe kapan saya bisa bertahan dengan idealisme saya ya?
Karena, atas nama desakan kebutuhan, saya mulai tergoda jugaaaaa

 

Minggu, 10 Oktober 2010

Mungkinkah Tanpa Pelicin?

Akhir-akhir ini akrab banget sama yang namanya pelicin...
Berawal dari melaksanakan tugas di tempat yang baru, dimana aku harus turun ngurus dokumen perusahaan dan harus ke sebuah instansi pemerintah.
Di sana diketemukan dengan orang pemerintah yang biasa mengurus hal seperti ini
Di kantornya ada prosedur yang tertulis
tapi, in the name of fastness or so on, ada harga yang harus dibayar untuk tidak melalui berbagai macam persyaratan itu.
Dan, walaupun persyaratan yang dibawa sudah lengkap tapi gak mau nunggu lama supaya semua beres, sejumlah uang hasil tawar-menawar pun berpindah tangan kepada pegawai pemerintah itu.
Miris, but... That's the reality...

Lagi-lagi masih soal pekerjaan di kantor.
Masih harus berurusan dengan instansi pemerintah yang berbeda dengan yang diceritakan di atas.
Diinstansi ini, sistemnya sudah mulai sempurna.
Hubungan antara uang dengan manusianya sudah diminimalisir dengan langsung menggunakan pembayaran di bank.
Tapi, sesudahnya, masih tetap ada orang yang mencari celah untuk mencari tambahan.
Dan buat orang yang gak tau, mudah sekali untuk membayar sejumlah uang dengan harapan bisa menambah kecepatan proses tersebut.
Padahal, kecepatan yang ditambah gak banyak-banyak amat.
Mungkin kalo ada perkara, pelicin baru berperan besar.
Kali ini, saya harus melanjutkan pekerjaan orang sebelum saya, jadi mau gak mau, saya harus membiarkan perpindahan pelicin itu ke tangan orang yang mendapatkan "celah" itu untuk sesuatu yang tidak terlalu berpengaruh.
Yaaaah, namanya juga pelicin... emang dia licin banget :D *gak nyambung dot com*

Terakhir tentang pelicin...
Bulan-bulan kemarin kan lagi rame-ramenya bukaan lowongan kerja di instansi pemerintah
Dan rame pula tawaran ke aku untuk masuk jadi pegawainya
Harganya bervariasi, mulai dari 80juta - 25juta
Dibayar setelah masuk

Duuuuuuh....
Ada gak sih yang gak perlu pake beginian kalo urusan sama pemerintah?
Kapan bangsa bisa majuuuu...
Dan sampe kapan saya bisa bertahan dengan idealisme saya ya?
Karena, atas nama desakan kebutuhan, saya mulai tergoda jugaaaaa


Selasa, 05 Oktober 2010

Kaca

Mungkin aku tampak seperti karang
Tegar berdiri tak terkalahkan
Namun aku hanya sekeping kaca
Yang pecah bila terluka
Mungkin aku tampak seperti batu
Yang kokoh tak tertandingi
Namun aku tak ubahnya buih yang berlarian di pantai
Yang terburai terhantam sang karang
Saat ini aku terluka
Pecah
Luluh
Lantak
Terserak
Aku hanya seperti karang
Tapi aku cuma
Kaca

Adakah yang menyadarinya?

*dikutip dari sini

Kaca

Mungkin aku tampak seperti karang
Tegar berdiri tak terkalahkan
Namun aku hanya sekeping kaca
Yang pecah bila terluka
Mungkin aku tampak seperti batu
Yang kokoh tak tertandingi
Namun aku tak ubahnya buih yang berlarian di pantai
Yang terburai terhantam sang karang
Saat ini aku terluka
Pecah
Luluh
Lantak
Terserak
Aku hanya seperti karang
Tapi aku cuma
Kaca

Adakah yang menyadarinya?

*dikutip dari sini

aku rindu melihat awan putih dari jendela pesawat... membawaku terbang tingiii... dan jauuuh...

Senin, 04 Oktober 2010

Bad Mood Luar Biasa

Pagi ini, mungkin karena kebawa mendung, suasana hati saya jadi ikutan mendung
Padahal saya beneran gak tau kenapa suasana hati bisa jadi acur-ancuran gini
APpa mungkin karena kepala saya lagi penuh
Apa karena saya "merindukan" sesorang atau sesuatua
Entahlah...

Sepertinya, hari ini yang jelas adalah "ketidakjelasan"

Hehehe